Pa.. Mah.. Mohon do'a restu dan ridhonya..
Setelah 3 tahun 11 bulan, saya menimba ilmu di Universitas Pendidikan Indonesia. Beberapa hari lagi akan mempertanggung jawabkan keilmuan yang telah saya dapatkan. Terutama terkait dengan keilmuan atas penelitian yang saya lakukan dari bulan Februari - Juni 2016 kemarin. Jangan tanya bagaimana perasaan saya saat ini, tentu Bapak dan Mamah lebih tau anak gadisnya kalau sedang begini. Khawatir ada, takut ada, apalagi dagdigdug der.. sejak H-7 setelah mendapat ACC dari kedua dosen pembimbing tercinta. Entah mengapa sempat-sempatnya demam, tapi cuma sehari. Alhamdulillah.. mungkin Allah menegurku agar tak terlalu menjadi beban pikiran, rileks, keep calm and stay cool.
Persiapan sudah dilakukan dengan baik, saya list berulang kali hal-hal yang harus saya serahkan ke bagian akademik di Prodi dan Fakultas. Begitupun beberapa hal administrasinya telah selesai dibereskan. Secara kasat mata, apalagi yang mesti saya khawatirkan untuk menghadapi sidang beberapa hari yang akan datang? nah tepat sekali, sebetulnya tak ada yang perlu ditakuti, atau sampai tak enak makan dan tak nyenyak tidur. Bukankah ini berlebihan? jika memang ikhtiarnya telah kita maksimalkan, mungkin sekarang waktunya perbanyak do'a dan tawakkal..
Pada proses persiapan kemarin sempat terlintas tentang sidang menyidang ini, terutama pada saat demam saya benar-benar resah dibuatnya, tentang siapa dosen yang akan menguji saya. Bapak A kah? Ibu B kah? atau Ibu C kah? apa yang harus saya katakan, bagaimaana jika saya mendadak lupa, balelol dan ga stay cool. Astaghfirullah.. benar-benar bisikan syaithon. Kata salah satu teman itu termasuk menghinakan Tuhan. "Sujiwo Tedjo bilang, Ga perlu bakar kitab buat menghina Tuhan, Khawatir besok ga makan aja itu udah termasuk menghina Tuhan."
Mungkin sidang skripsi ini salah satu bentuk simulasi untuk kita menghadapi sidang yang sesungguhnya. Sidang di Yaumul Qiyamah. Kita akan benar-benar dimintai pertanggung jawaban selama hidup di dunia, mungkin dimintai pertanggung jawaban juga tentang penelitian yang kita lakukan ini. Berlaku jujurkah atau sebaliknya. Lalu apa yang sudah kita persiapkan untuk mengahdapi sidangNya kelak? sidang dihadapan manusia aja kita persiapkan dengan baik, rapih, dan menarik. Masa untuk sidangNya hanya seadanya atau tak ada persiapan atau bekal sama sekali? Mari kita cek lagi amalan kita..
Bismillah.. Hasbunallah wanikmal wakil.. Laa Haula Walaa Quwwata illaa Billah.
Prasangka Allah sesuai dengan prasangka hambaNya (QS. Al-Isra, ayat 7).
Bandung, Agustus 2016
Shifaivi